“Huaaahh…
adek, bangun dong!” kata Nisa menyuruh adiknya bangun dari tidur. Pagi itu
sekitar jam setengah enam. Hari awal puasa di bulan Ramadhan tahun ini. Mereka
tertidur setelah shalat shubuh tadi. “ Adek iih… ayo bangun!” suruh Nisa sambil
menggoyang-goyangkan tubuh adiknya itu. “Iya kak. Nih aku udah bangun,” jawab
Zahra adiknya itu. Ya ampun, gimana bisa dibilang bangun? Matanya saja masih
mengantuk, pikir Nisa. “Ayo dek, kamu denger gak tuh, ada suara petasan di
luar. Main keluar yuk!” ajak Nisa. “Iya, tunggu. Aku mau ambil kerudung dulu
kak!” Jawab Zahra. “Iya, cepet dong! Jangan lama-lama!” perintah Nisa yang
sudah siap dengan kerudung putihnya itu. “Yuk!” ajak Zahra yang akhirnya telah
siap.
Mereka
keluar dari rumah. Wah… ada banyak orang
yang main di luar rumah. “Adek, tuh mereka lagi main. Ikutan yuk! Beli
petasan dulu yuk, dek!” ajak Nisa. “Ayuk!” jawab Zahra menyetujui Mereka menuju
rumah tetangga mereka yang menjual petasan. Mereka membeli petasan banting, air
mancur, petasan disko, dan petasan kretek. Semuanya berjumlah Rp 3000. “Ini
uangnya bu. Makasih.” ucap Nisa seraya membelikan uangnya itu. Mereka bermain
petasan bersama teman yang lain. Hingga akhirnya petasan yang mereka beli
habis.
Langit
sudah mulai cerah. Tapi tidak panas. Mereka bahkan masih merasa kedinginan.
Perumahan itu masih terlihat sepi. Sepertinya penghuni perumahan Bukit Waringin
Indah itu masih tertidur di rumah mereka masing-masing. Nisa dan teman-temannya
memutuskan untuk bermain permainan yang biasa di sebut ‘benteng’. Dibagi dua
kelompok, kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Masing-masing kelompok
berjumlah lima orang. Kelompok perempuan, terdiri dari Nisa, Zahra, Risa, Ainun
dan Intan. Sedangkan kelompok laki-laki terdiri dari Yusuf, Faqih, Reza, Akmal,
dan Rama. Mereka berjalan menuju lapangan.
Rasanya
tidak fear kalau anak laki-laki melawan anak perempuan. Anak laki-laki jelas
bisa berlari dengan cepat. Tapi kalau di satukan antara laki-laki dan perempuan,
Nisa dan temannya juga tidak akan mau. Jadi, mereka menikmati saja permainan
itu. Nisa dan kelompoknya berbagi tugas. Nisa dan Risa ditugaskan untuk berjaga
di benteng agar tidak bisa direbut oleh lawan. Sementara Ainun, Intan dan Zahra
ditugaskan menyerang lawan.
Yah…
benar saja! Beberapa menit kemudian, benteng Nisa berhasil direbut oleh lawan. mereka
memang terlalu fokus ke pertahanan benteng. Tapi mereka akhirnya kewalahan
juga. Sementara kelompok laki-laki terus menyerang. Susah bagi mereka untuk
bisa merebut benteng. Mereka juga sedikit-sedikit istirahat. Capek sekali
berlari-lari. Nafas mereka saja sudah ngos-ngosan. Tapi mereka tetap semangat! Mereka
tidak mau kalah oleh kelompok laki-laki.
Matahari
semakin terlihat. ibu mengajak Nisa dan adiknya pulang. Memang sudah mulai
siang dan panas. Tapi mereka berpikir betapa asiknya saat ini. Nisa dan
temannya memutuskan mengakhiri permainan. Yaah.. akhirnya score kami berakhir
10-5. Permainan kali ini dimenangkan oleh kelompok laki-laki. Tidak mengapa
bagi Nisa dan kelompoknya. karena mereka hanya mencari serunya bermain bersama.
Nisa
masuk ke dalam rumah. Masih jam setengah sembilan. Tadi aku kira sudah jam
sepuluh, pikir Nisa. “Dek, capek ya main lagi puasa.” kata Nisa tiba-tiba.
“Yaiyalah, kak! Tapi seru ya main bersama?” kata Zahra. “Iya, besok pagi main
lagi yuk dek!” ajak Nisa “Oke, kak!” Zahra mengedipkan mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar